Trader’s Story : Jesse Livermore

Jesse Livermore adalah trader saham yang sukses dan terkenal pada awal abad 20. Begitu hebatnya Jesse Livermore – keuntungan yang didapatkan mencapai jumlah yang sangat besar, bahkan untuk ukuran uang saat ini – sampai Richard Smitten yang menulis buku tentang Jesse Livermore memberi judul buku ter-sebut ―Jesse Livermore : World’s Greatest Stock Trader‖.
Jesse Livermore lahir pada 26 Juli 1877 di Shrewsburry, Massachusetts. Ayahnya adalah seorang petani miskin. Saat Liver-more masih kecil, ayahnya kehilangan tanah pertaniannya sehingga harus pin-dah ke Paxton, Massachussetts. Namun ayahnya tetap bisa membeli tanah per-tanian lain di South Paxton.
Saat masih kecil, Livermore sering sakit sehingga membuatnya banyak membaca koran, majalah, dan buku yang dia bisa peroleh. Ini membuat Livermore memiliki pikiran yang terbuka dan dia mulai bermimpi mendapatkan sukses di tempat lain, dan bukan sebagai petani. Di sekolah, Livermore pandai dalam pelaja-ran matematika dan dia mudah sekali mengingat angka-angka.
Pada saat usia Livermore 13 tahun, ayahnya menjelaskan bahwa pendidikan tidak diperlukan untuk hidup sebagai petani sederhana. Saat Livermore beru-mur 14, ayahnya menyuruh dia keluar dari sekolah dan menjadi petani secara penuh untuk membantu kesejahteraan keluarganya. Namun Livermore tidak mengikuti nasihat ayahnya. Dengan ban-tuan ibunya - yang memberi Livermore uang $5 – Livermore kabur dari rumah dan menuju ke Boston. Livermore ber-pandangan sukses dapat diraih melalui bekerja dengan menggunakan pikiran dan tidak harus berkerja menggunakan otot.
Livermore pertama kali bekerja sebagai tukang posting kuota saham di Paine Webber, salah satu broker di Boston. Livermore sangat menyukai pekerjaannya tersebut karena dia mudah mengingat angka-angka. Sembari bekerja, dia menu-lis pola harga dan mempelajarinya. Dia juga memperoleh pelajaran tentang teori trading di saat istirahat. Ini membuat Livermore semakin memahami pasar sa-ham. Livermore tertarik hanya pada pe-rubahan harga dan tidak pada hal apa yang menyebabkan perubahan harga ter-sebut.
Setelah 6 bulan bekerja, kemudian seorang teman meyakinkan dia untuk trading. Livermore kemudian trading per-tama kali dengan membeli saham Bur-lington. Dia merisikokan $5 dan menghasilkan profit $3,12. Sejak saat inilah dia mulai trading sendiri. Sebelum usia enam belas tahun, Livermore telah mendapat profit $ 1000 (lebih banyak
dari yang orang-orang hasilkan dari kerja selama setahun pada tahun 1890-an).
Selama beberapa tahun kemudian, Livermore trading di bucket shop, yaitu tempat di mana orang-orang melakukan trading, tapi tidak ada transaksi aktual yang terjadi. Mereka bertaruh melawan bucket shop. Kebanyakan orang kehilangan uang di bucket shop, tapi Livermore
secara reguler mampu menghasilkan uang sampai akhirnya dia dilarang trading di bucket shop. Kemudian sejak saat itu Livermore trading di pasar resmi.
Livermore trading dengan mengikuti trend. Dia memilih saham atau komoditi berdasar pergerakan harga dan volume. Posisi awal Livermore relatif kecil, kemudian dia akan menambah posisi jika
transaksinya menguntungkan atau menutupnya jika kurang menguntungkan.
Teknik ini menghasilkan keuntungan yang sangat besar dan kerugian yang sedikit. Livermore menjadi terkenal pertama kali pada tahun 1907, ketika dia melakukan shorting pada saat kejatuhan bursa saham.
Livermore melihat kurangnya modal untuk membeli saham. Oleh sebab itu harga akan turun karena banyaknya penjual yang disebabkan oleh margin call. Dengan kurangnya modal, maka tidak ada pembeli yang mencukupi untuk membeli saham yang dijual, ini membuat harga saham semakin turun. Dari kejatuhan bursa saham pada tahun 1907, Livermore menghasilkan keuntungan tiga
juta dollar. Setelah itu Livermore sempat mengalami kerugian. Kerugian ini disebabkan melanggar
sendiri aturan-aturannya, yaitu dia mendengarkan saran orang lain (Livermore lebih suka bekerja sendiri) serta dia menambah posisi yang sudah rugi.
Setelah kerugian yang dia derita, Livermore bisa bangkit kembali dan memperoleh keuntungan selama Perang Dunia I. Livermore terus menghasilkan profit saat bull market pada tahun
1920an. Pada tahun 1929, dia melihat bahwa kondisi pasar mirip dengan tahun 1907. Kemudian dia mulai melakukan shorting beberapa saham dan terus menambah posisi ketika harga saham terus turun. Ketika semua orang kehilangan uang di pasar saham, Livermore memperoleh keuntungan sebesar seratus juta dollar!
Jesse Livermore meninggal dunia pada tahun 1940. Namun nama Jesse Livermore tetap diingat sebagai legenda Wall Street.

Pelajaran dari Jesse Livermore :
 Kesuksesan tidak bisa datang dengan instan, kita perlu belajar agar memiliki
pondasi yang kuat.
 Ketika mengalami tantangan dalam meraih kesuksesan (memperoleh kerugian),
jangan cepat putus asa dan berhenti.
 Ikutilah aturan-aturan trading Anda sendiri dan janganlah hanya ikut-ikutan
orang lain.

Postingan populer dari blog ini