Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2014

PTPP

Perusahaan konstruksi milik pemerintah PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. melakukan pemasangan tiang pancang ( groundbreaking ) proyek superblok senilai Rp20 triliun. Proyek superblok Grand Kamala Lagoon di Kalimalang Bekasi, Jawa Barat akan memasuki tahap groundbreaking pada Rabu (20/8/2014). Proyek ini dikelola oleh anak usaha perseroan, PT PP Properti. Sekretaris Perseroan Taufik Hidayat membenarkan rencana  groundbreaking  yang akan dilakukan perusahaan konstruksi pelat merah itu. “Besok ada press release ,” katanya saat dikonfirmasi Bisnis , Selasa (19/8/2014). Grand Kamala Lagoon dikembangkan di lahan seluas 25 Hektare. Konsep yang akan diangkat dalam proyek ini adalah elemen air dan laguna serta diharapkan dapat menghadirkan suasana sejuk dan tenang. Direncanakan proyek kawasan superblok itu akan memiliki 25 tower apartemen yang dibangun secara bertahap hingga 20 tahun mendatang. Emiten berkode saham PTPP itu juga akan melakukan groundbreaking pr...

PALM

Provident Agro (PALM) meraih laba per Juni 2014 sebesar Rp 46,64 miliar dibandingkan rugi periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 89,52 miliar. Pendapatan naik menjadi Rp 515,77 miliar dari sebelumnya Rp 298,95 miliar.

ISSP

Steel Pipe Industri (ISSP) meraih laba bersih per Juni 2014 sebesar Rp 128,09 miliar, turun dibandingkan sebelumnya sebesar Rp 138,18 miliar. Penjualan naik menjadi Rp 1,66 triliun dari sebelumnya yang sebesar Rp 1,54 triliun.

BFIN

BFIN Raih Laba Rp259,04 Miliar : BFIN mengalami kenaikan laba tipis 2,5% di semester pertama tahun ini menjadi Rp259,04 miliar, dibandingkan dengan laba periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp252,52 miliar. (IQPlus)

DAJK

Dwi Aneka Jaya Kemasindo (DAJK) mencatat kenaikan penjualan bersih hingga 126,12% menjadi Rp418,12 miliar pada semester I/2014 dibandingkan dengan periode yang sama 2013 sebesar Rp184,94 miliar. Kenaikkan penjualan tersebut turut mengangkat perolehan laba tahun berjalan perseroan sebesar 18,49% menjadi Rp55,06 miliar pada semester I/2014 dibandingkan dengan periode yang sama 2013 sebesar Rp46,49 miliar. Naiknya penjualan ini didukung oleh tingginya permintaan aneka kemasan pada tahun ini, di samping juga tidak terlepas dari meningkatnya kapasitas produksi perseroan.

INTP

INTP: Penjualan Semen Indocement Hanya Tumbuh 2%. Kinerja penjualan semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) jauh dari harapan. Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), emiten semen yang dikendalikan Grup Heidelberg ini hanya mampu menjual 1,56 juta ton semen di bulan Juni 2014. Jumlah tersebut hanya tumbuh 0,4% dibandingkan Juni 2013 yang tercatat 1,55 juta ton. (Kontan)

PWON

PWON: Tekan Beban Pokok, Laba Bersih PWON Lompat 34%. Meski pasar properti tengah melambat, namun PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) masih mampu membukukan kinerja semester I-2014 yang positif. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, (24/7), emiten yang berbasis di Surabaya ini membukukan pendapatan Rp 1,88 triliun. Angka tersebut mengalami kenaikan 16% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 1,62 triliun. (Kontan)

SMGR

SMGR: Raup Laba Rp2,78 Triliun Semester I/2014. Emiten semen milik pemerintah PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. membukukan laba bersih sebesar Rp2,78 triliun pada semester I/2014, naik 8,61% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,56 triliun. Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan Kamis (24/7/2014), disebutkan bahwa perolehan laba bersih itu didorong oleh kenaikan pendapatan menjadi Rp12,88 triliun ketimbang tahun lalu Rp11,42 triliun. (Bisnis Indonesia)

TLKM

Gambar
Menjalani Semester I 2014, kinerja PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) cukup sukses. Pendapatannya naik 8,4 persen, yakni Rp 43,54 triliun.Atas capaian ini, Arif Yahya, Direktur Utama Telkom, terlihat sumringah. Bahwa pertumbuhan pendapatan sebesar 8,4% merupakan prestasi. Asal tahu saja, pendapatan Telkom di semester I 2013 Rp 40,16 triliun. sementara semester I 2014 Rp 43,54 triliun. ‘’Pertumbuhan pendapatan ini sesuai dengan proyeksi manajemen,’’ ungkap Arif sesuai rili s yangditerima INILAHCOM di Jakarta, Kamis (24/07/2014).Dikatakan Airf, naiknya pendapatan Telkom berasal dari sektor data, internet, andIT Services. Pertumbuhan pesat sebesar 16,0% dari Rp 15,04 triliun menjadi Rp 17,44 triliun. ‘’Sementara untuk pendapatan darivoice (selular), mencapai Rp 15,40triliun (2013) naik menjadi Rp 16,38triliun (2014). Atau tumbuh 6,4 persen,’’ terang Arif. (Inilah)

PTPP

PT PP (Persero) Tbk (PTPP) membukukan laba bersih sebesar Rp146,7 miliar pada semester I-2014 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp143,4 miliar.Selain itu, laba perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi dan investasi ini tercatat naik 102%. Demikian disampaikan Direktur Utama PTPP, Bambang Triwibowo, dalam laporannya di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (24/7/2014).Adapun kenaikan laba tersebut merupakan konstribusi seluruh pilar bisnis perseroan yang menghasilkan keuntungan bagi perseroan, yaitu konstruksi, properti, EPC, pracetak, peralatan, dan investasi. Perseroan pun juga membukukan pendapatan usaha (revenue) sebesar Rp4,6 triliun atau naik 110% dibandingkan periode yang sama di 2013 sebesar Rp4,17 triliun.Sementara itu, laba usaha PTPP sampai dengan kuartal ini mencapai Rp372,48 miliar atau naik 120% dibandingkan periode yang sama di 2013 sebesar Rp308,86 miliar. (Metro TV News)

BSDE

PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 2,5 triliun sepanjang Januari – Juni 2014. Jumlah itu mencerminkan peningkatan sebesar 66,6% dibandingkan laba bersih pada periode sama yakni Rp 1,5 triliun.Meski laba bersih meningkat, pendapatan usaha justru mengalami penurunan sebesar 14,2%, dari Rp 2,8 triliun menjadi Rp 2,4 triliun. Sebagian besar pendapatan perseroan berasal dari penjualan tanah, rumah tinggal, serta bangunan strata title senilai Rp 1,9 triliun. Adapun jasa sewa menyumbang Rp 270,1 miliar sedangkan hotel memberikan Rp 49,4 miliar. Sementara itu, jasa pengelola gedung tercatat sebesar Rp 124,9 miliar dan pendapatan lain-lain sebesar Rp 7,8 miliar.Adapun jumlah aset selama periode Januari – Juni 2014 mengalami peningkatan sebesar 20% dibandingkan posisi Desember 2013, dari Rp 22,5 triliun menjadi Rp 27 triliun. (Berita Satu)

HRUM

Harum Energy (HRUM) meraih pendapatan sebesar Rp262,4 miliar di 1H14, turun dari Rp465,6 miliar pada periode yang sama tahun 2013. Beban pokok penjualan turun menjadi Rp209,3 miliar dari Rp374,07 miliar sehingga laba kotor turun menjadi Rp53,1 miliar dari Rp90,9 miliar. Laba bersih perseroan turun menjadi Rp19,9 miliar di 1H14 dari Rp26,1 miliar di 1H13.

WSKT

Waskita Karya (WSKT) : WSKT menargetkan penjualan tahun ini sebesar Rp 11.87 triliun padahal hingga semester pertama tahun ini penjualan baru mencapai Rp 3.18 triliun. Sementara untuk laba bersih ditargetkan mencapai Rp 443 miliar naik dibandingkan laba bersih tahun 2013 yang Rp 368 miliar. Perseroan baru mencapai laba bersih Rp 61 miliar hingga semester pertama tahun ini. (Sumber: IQPlus)

UNTR

UNTR Catat Laba Bersih Naik 42% YoY per Juni 2014 : PT United Tractors Tbk (UNTR) per 30 Juni 2014 meraih laba bersih sebesar Rp3,28 triliun per Juni 2014 dari Rp2,31 triliun pada periode yang sama 2013. Untuk pendapatan Rp27,53 triliun naik dari Rp24,90 triliun. Sumber: Inilah.com

SIPD

Kinerja Sierad Produce (SIPD) masih terus tertekan hingga semester I/2014 yang terlihat dari penurunan pendapatan sebesar 39,26% YoY menjadi Rp1,27 triliun serta penurunan laba bersih sebesar 43,57% YoY. Tekanan terhadap kinerja perseroan masih disebabkan oleh nilai tukar rupiah yang menyebabkan biaya bahan baku produksi meningkat. Selain itu, peternak mandiri yang menjadi konsumen untuk produk pakan ternak dan anak ayam sehari masih mengalami krisis akibat bencana alam di awal tahun ini.

KLBF

Penjualan KLBF Naik 12.9% YoY per Juni 2014 : PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) per 30 Juni 2014 meraih angka penjualan neto sebesar Rp8,38 triliun dari Rp7,42 triliun atau naik 12,92% dari periode yang sama tahun 2013. Laba perseroan menjadi Rp992,92 miliar dari Rp921,99 miliar atau naik 7,69% YoY. Sumber: Inilah.com

GTBO

Garda Tujuh Buana (GTBO) membukukan penjualan sebesar US$20,06 juta hingga Juni 2014 naik tajam dibandingkan penjualan periode sama tahun sebelumnya yang US$8,64 juta. Dari bottom line, perseroan mencatatkan rugi bersih mencapai US$646,88 ribu dari laba berish tahun sebelumnya US$783,11 ribu.

HMSP

HM Sampoerna (HMSP) meraih penjualan sebesar Rp39,09 triliun hingga Juni 2014 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp36,19 triliun. Sementara laba tahun berjalan perseroan relatif stabil dari Rp5 triliun pada 1H13 menjadi Rp5,03 triliun pada 1H14.

LPKR

Lippo Karawaci (LPKR) membukukan laba bersih Rp 673 miliar pada semester I-2014, tumbuh 23% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 545,6 miliar. Pendapatan perseroan meningkat 34% dari Rp 3,06 triliun menjadi Rp 4,1 triliun. Pendapatan dari bisnis kesehatan hingga Juni 2014 naik 31% menjadi Rp 1,56 triliun. Pendapatan dari bisnis urban development tumbuh 31% menjadi Rp 1,1 triliun. Pendapatan dari large scale integrated development meningkat 72% menjadi Rp 798 miliar.

BPFI

Batavia Prosperindo (BPFI) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp19,67 miliar atau tumbuh 7,6% dibandingkan dengan Rp18,18 miliar pada periode yang sama tahun 2013. Perolehan laba tersebut ditopang dari kenaikan pendapatan sebesar 18,45% menjadi Rp109,31 miliar pada semester I/2014 dibandingkan dengan Rp92,28 miliar pada periode yang sama tahun 2013. Dari keseluruhan pendapatan, kontribusi terbesar berasal dari pembiayaan konsumen, yang diikuti dengan sewa pembiayaan, dan anjak piutang.

ADRO

Adaro Energy (ADRO) pada kuartal II-2014 telah memproduksi batubara sebanyak 13,84 juta ton atau meningkat 3% dibandingkan periode sama tahun lalu 13,52 juta ton. Perseroan menargetkan produksi sebesar 54-56 juta ton untuk tahun 2014. Perseroan dapat menjual 14,47 juta ton atau naik 4% dari tahun sebelumnya. Pada kuartal ini, tambang batubara Balangan mulai beroperasi secara komersial dengan menjual 53.274 ton ke pelanggan di Thailand, sementara produksinya mencapai 77.335 ton.

APLN

APLN Membukukan Peningkatan di Segmen Recurring Income Sebesar 33,3% : APLN membukukan penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp2,29 triliun pada semester pertama 2014. Meski secara konsolidasi penjualan APLN mengalami penurunan, APLN mampu membukukan peningkatan di segmen recurring income yaitu sebesar 33,3%. Kontribusi recurring income mencapai 28,2% dari total penjualan dan pendapatan usaha pada semester I 2014. (iqplus)

BSDE

BSDE: Laba BSD Melonjak 67% Jadi Rp 2,5 Triliun Dalam 6 Bulan. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) membukukan laba bersih Rp 2,56 triliun pada semester pertama 2014. Pencapaian tersebut setara pertumbuhan sebesar 67,23% dibandingkan kinerja periode yang sama tahun 2013 yakni sebesar Rp 1,53 triliun. “Pertumbuhan enam bulan pertama 2014 selain ditopang oleh kuatnya penjualan properti, juga ditopang oleh kegiatan investasi secara selektif untuk meningkatkan recurring income Perseroan, salah satunya dengan akuisisi perusahaan-perusahaan termasuk PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN), dengan harga yang dapat meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham BSDE,” kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan BSDE Hermawan Wijaya. (Detik Finance)

SSMS

Sawit Sumbermas (SSMS) membukukan kenaikan penjualan menjadi Rp1,12 triliun hingga Juni 2014 dari penjualan di periode sama tahun sebelumnya yang Rp891,66 miliar. Perseroan mencatatkan kenaikan laba tahun berjalan menjadi Rp391,20 miliar dari laba tahun berjalan sebelumnya Rp223,97 miliar.

TOWR

PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) membukukan kenaikan laba bersih 71% menjadi Rp 582 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 340 miliar. Kenaikan ini sejalan dengan pendapatan perusahaan yang naik 28,38% menjadi Rp 1,9 triliun. Pertumbuhan laba bersih juga ditopang dari selisih kurs. (Positiev) Source: Kontan

MAPI

Mitra Adiperkasa (MAPI) membukukan penurunan laba bersih sebesar 31% menjadi Rp100,37 miliar pada semester pertama tahun ini akibat meningkatnya beban operasional dan volatilitas rupiah. Pendapatan yang diperoleh sepanjang 6 bulan pertama tahun ini naik 26% menjadi Rp5,5 trriliun dibandingkan dengan perolehan pada periode yang sama tahun 2013 senilai Rp4,38 triliun.

SUGI

Sugih Energy (SUGI) mencatat laba bersih sebesar US$1,73 juta di 1H14, dari sebelumnya rugi US$4,09 juta di periode yang sama tahun lalu. Pendapatan usaha perseroan turun menjadi US$2,04 juta dari sebelumnya Rp4.75 juta di semester pertama tahun lalu. Laba bersih SUGI ditopang oleh pencapaian perseroan dalam menekan beban pokok pendapatan dari sebelumnya US$4,39 juta di semester pertama tahun lalu menjadi US$103.301. Selain itu, beban usaha perseroan juga turun dari US$1,75 juta di 1H13 menjadi US$1,24 juta di 1H14.

BAEK

Bank Ekonomi Raharja (BAEK) mengalami penurunan laba sebesar 24% di semester pertama 2014. Penurunan ini disebabkan oleh tingginya beban operasional dan juga menurunnya pendapatan non bunga. Beban operasional meningkat 10% YoY menjadi Rp 500 miliar, sedangkan pendapatan non bunga menurun hingga 42% YoY menjadi Rp 41,9 miliar. Dengan demikian, laba sebelum pajak turun 24% YoY menjadi Rp 107,9 miliar.

CNKO

Exploitasi Energi (CNKO) mencatatkan penurunan pendapatan usaha hingga Juni 2014 menjadi Rp735,34 miliar dari pendapatan usaha setahun sebelumnya yang sebesar Rp873,17 miliar. Selain itu, perseroan membukukan penurunan laba bersih semester I 2014 menjadi Rp9,05 miliar dari laba bersih setahun sebelumnya yang sebesar Rp33,08 miliar

BEST

Bekasi Fajar Industrial Estate (BEST) optimistis mampu menjual lahan industri seluas 40 ha hingga akhir tahun. Penjualan lahan industri baru mencapai 10,8 ha hingga semester I-2014. Tahun ini, perseroan menargetkan pendapatan senilai Rp 800 miliar dan laba bersih Rp 400 miliar.

VIVA

Melihat positifnya kinerja semester pertama tahun ini, Visi Media Asia (VIVA) optimis pendapatan pada tahun ini akan tembus Rp2,09 triliun-Rp2,17 triliun. Target pendapatan tahun ini setara dengan pertumbuhan 25%-3% dari kinerja 2013 senilai Rp1,67 triliun. Selama 1H14, VIVA memperoleh pendapatan Rp1,06 triliun, meningkat 46,86% YoY. Perseroan akan tetap mempertahankan pangsa penonton (audience share) ANTV dan TV One di lapis (tier) satu. Rerata audience share ANTV diperkirak an bisa menembus 11%-12%. Adapun TV One saat ini memiliki audience share sekitar 10%. Sementara itu, untuk laba bersih tahun 2014, ditargetkan meningkat 15%-20% menjadi Rp123,5 miliar-Rp128,87 miliar dari laba bersih 2013 senilai Rp107,39 miliar. Sepanjang semester pertama tahun ini perseroan sudah meraih laba bersih Rp84,32 miliar, meningkat 202,55% YoY. Kenaikan pendapatan itu didukung oleh pertumbuhan pendapatan dan laba selisih kurs.

AALI

Produksi AALI Hingga Juli 2014 Turun 7,94% YoY : PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) di Juli 2014 menurun 7,94% YoY menjadi 120.500 ton dari sebelumnya 130.900 ton. Sejak Januari-Juli produksi AALI meningkat 16,6% YoY menjadi 973.406 ton. Penjualan kernel naik 17,9% menjadi 209.250 ton dari periode yang sama tahun lalu 177.444 ton. Sementara itu, penjualan tandan buah segar AALI meningkat 10,4% YoY menjadi 3,14 juta ton dari 2,84 juta ton. Sumber: Kontan

LPCK

Lippo Cikarang (LPCK) membukukan kenaikan laba bersih sebesar 42,9% menjadi Rp 403,4 miliar pada semester I-2014. Kenaikan tersebut ditopang oleh kenaikan pendapatan hingga 52,7% menjadi Rp 850,2 miliar. Kenaikan kinerja keuangan didukung oleh peningkatan penjualan tanah industri dan komersial yang mencapai Rp 523,86 miliar. Total penjualan unit properti pada semester I-2014 mencapai Rp 340 miliar.

BRMS

Bumi Resources Minerals (BRMS) hingga Juni 2014 mengalami penurunan pendapatan menjadi US$9,04 juta dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya sebesar US$10,31 juta. Beban usaha turun jadi US$3,68 juta dari tahun sebelumnya sebesar US$5,62 juta dan laba usaha naik jadi US$5,36 juta dari laba usaha tahun sebelumnya sebesar US$4,69 juta. Beban lain-lain naik jadi US$99,21 juta dari tahun sebelumnya sebesar US$42,18 juta. BRMS mencatat rugi neto sebesar US$82,14 juta di 1H14, naik dari tahun sebelumnya sebesar US$38,76 juta.

GIAA

Maskapai BUMN, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) sepanjang semester I-2014 membukukan kerugian sebesar 211,7 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,43 triliun.Mengutip harian Kompas, Kamis (24/7/2014), Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengungkapkan kerugian itu dipicu oleh beberapa hal, di antaranya situasi ekonomi dunia yang belum pulih, kenaikan harga bahan bakar minyak dan depresiasi nilai tukar rupiah hingga 20 persen, yang mempengaruhi biaya operasional. Sejauh ini, sekitar 75 persen biaya operasional perusahaan dalam dollar AS.Di sisi lain, pendapatan operasional sepanjang paruh pertama tahun ini mencapai 1,73 miliar dollar AS atau setara Rp 19,89 triliun. Jumlah itu mengalami kenaikan sebesar 0,7 persen dari periode yang sama tahun lalu. (Kompas)

LPPF

Matahari Department Store (LPPF) per Juni 2014 membukukan pendapatan bersih Rp2,08 triliun atau meningkat 21,45% dari pendapatan bersih perseroan di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,74 triliun. Kontribusi pendapatan perseroan hingga Juni 2014 berasal dari penjualan eceran yang tercatat sebesar Rp2,08 triliun, penjualan konsinyasi sebesar Rp1,22 triliun, dan pendapatan jasa sebesar Rp24,40 miliar. Laba bersih perseroan di akhir Juni 2014 juga ikut mengalami peningkatan hingga 36,53%, yakni dari sebelumnya Rp264,94 miliar di akhir Juni 2013 menjadi Rp361,72 miliar.

ITMG

PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) membukukan kenaikan laba bersih 40,41% menjadi US$ 148,02 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$ 105,42 juta. Penjualan bersih perusahaan turun 11,41% dari US$ 1,09 miliar menjadi US$ 965,23 juta. Naiknya laba bersihi ditengah penurunan penjualan disebabkan oleh keuntungan transaksi derivatif yang melonjak 819,02% dari US$ 4,89 juta menjadi US$ 44,94 juta. (Positive) Source: Bisnis Indonesia

BUMI

Pendapatan BUMI Turun 16.67% YoY pada Juni 2014 : PT Bumi Resources Tbk (BUMI) per 30 Juni 2014 meraih pendapatan mencapai US$1,5 miliar dari US$1,8 miliar pada periode yang sama 2013. Beban penjualan turun menjadi US$1,2 miliar dari US$1,4 miliar. Dengan demikian laba bruto menjadi US$314,7 juta dari US$373,9 juta. Untuk beban usaha mencapai US$203,7 juta dari US$232,2 juta. Jadi perseroan mencatat laba usaha menjadi US$110,9 juta dari US$141,6 juta. Laba sebelum pajak mencapai US$252,2 juta dari rugi sebelum pajak sebesar US$277,6 juta. Perseroan menanggung beban pajak penghasilan sebesar US$222,7 juta dari US$7,9 juta. Hasilnya, laba bersih perseroan menjadi US$130,09 juta dari rugi bersih US$269,7 juta. Sumber: Inilah.com

CSAP

PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) ‐ berhasil memperoleh kenaikan laba usaha secara signifikan. CSAP mengalami peningkatan laba usaha hingga 72% menjadi sebesar Rp 138 miliar dibandingkan enam bulan pertama tahun lalu yang hanya meraup Rp 81 miliar. CSAP mencetak kenaikan marjin laba kotor menjadi 14,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 12,7% seiring dengan kenaikan penjualan. Kenaikan beban usaha yang lebih rendah dari kenaikan laba kotor telah menopang kenaikan laba usaha. Tercatat beban usaha hanya naik sebesar 12% menjadi Rp349 miliar dari Rp312 miliar pada semester I/2013.

FREN

Setelah tiga tahun mencatatkan kerugian EBITDA, akhirnya pada semester I/2014, Smartfren Telecom (FREN) dapat membukukan EBITDA positif. Perseroan mencatatkan EBITDA per Juni 2014 sebesar Rp47,9 miliar dan akan trus menjaga posisi EBITDA yang positif ini hingga akhir 2014. Untuk itu perseroan harus menjaga pendapatan dan beban operasional. Perseroan berencana meningkatkan pendapatan pada 2014 sebesar 50% menjadi Rp3,65 triliun dari tahun lalu sebesar Rp2,43 triliun. Sepanjang 6 bulan pertama tahun ini, perseroan meraih pendapatan Rp1,43 triliun naik 26,54% YoY. Pendapatan data berkontribusi paling signifikan yakni Rp 1,13 triliun. Sementara itu, rugi bersih perseroan menjadi Rp 652 miliar, dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 830,8 miliar.

ASII

Per Juli 2014, Penjualan Mobil ASII Turun 18.24% YoY : PT Astra International Tbk (ASII) pada Juli 2014 hanya mencetak penjualan mobil 46.962 unit atau turun 18,24% YoY. Turunnya kinerja penjualan mobil di Juli karena penurunan penjualan mobil menjelang hari libur Lebaran. Di Januari hingga Juli, rata-rata pangsa pasar ASII 52%. Sepanjang tahun, penjualan Daihatsu tumbuh 58,7% menjadi 111.464 unit. Sementara penjualan Toyota turun 0,7% menjadi 252,756 unit. Astra masih mempertahankan pangsa pasar motor di 62%. Sepanjang Januari-Juli, penjualan motor Astra lewat merek Honda mencapai 2,9 juta unit, naik 6,1% YoY. Namun, penjualan di Juli, hanya 327.364 unit atau turun 21,19% YoY. Sumber: Kontan

ANTM

Pelarangan ekspor bijih mineral mentah oleh pemerintah mengakibat penjualan Aneka Tambang (ANTM) turun sebesar 35% menjadi Rp3,99 triliun pada semester I/2014. Di samping itu, penurunan pendapatan juga disebabkan oleh penurunan harga komoditas utama perseroan yakni nikel dan emas. Emas tercatat menjadi kontributor terbesar terhadap penjualan bersih pada semester pertama tahun ini sebesar 49% atau senilai Rp1,95 triliun. Volume produksi emas yang berasal dari Pongkor dan Cibal iung pada semester I/2014 turun 7% YoY menjadi 1.172 kg yang disebabkan oleh penurunan kadar bijih emas. Sementara terkait nikel, produksi perseroan mengalami penurunan tajam hingga 93% atau hanya mencapai 396.461 wmt dari periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 6,07 juta wmt. Penurunan terbesar terjadi pada bijih nikel kadar rendah yang kini tidak lagi diproduksi oleh perseroan.

APLN

Penjualan APLN per Juli 2014 Turun 26.6% YoY : PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) membukukan marketing sales Rp 2,59 triliun hingga Juli 2014 atau menurun 26,6% dibanding penjualan periode yang sama tahun lalu yakni Rp 3,68 triliun. Proyek Harco Glodok memberikan kontribusi terbesar yakni 30,8% dari total penjualan. Sumber: Investor Daily

SMGR

Semen Indonesia (SMGR) : Kinerja SMGR di semester I-2014 melambat dibandingkan periode sama tahun lalu. Laba bersih SMGR naik 7.75% year on year (yoy) menjadi Rp 2.78 triliun. Periode tahun lalu, laba bersih SMGR bisa tumbuh hingga 22% yoy. (Sumber: Kontan)

SDRA

Bank Himpunan Saudara (SDRA): Pendapatan bunga bersih H1’14 turun 18% menjadi Rp207.67 miliar vs pendapatan bunga bersih H1’13 sebesar Rp 253.56 miliar. Laba bersih H1’14 turun 84% menjadi Rp8.02 miliar vs laba bersih H1’13 sebesar Rp51.14 milar. (Investor Daily)

DNAR

DNAR: Biaya Dana Meningkat, Laba DNAR Turun 76,77% : Perolehan laba bersih DNAR turun hingga 76,77% menjadi hanya Rp 3,14 miliar (yoy). Padahal penyaluran kredit DNAR mengalami pertumbuhan yang cukup besar yakni 26,35% atau sebesar Rp 670,03 miliar. Penurunan laba tersebut dikarenakan beban bunga yang harus dibayarkan DNAR kepada nasabah mengalami peningkatan. (kontan.co.id)

INTA

Intraco Penta (INTA): Pendapatan usaha H1’14 turun 42.7% menjadi Rp826.65 miliar vs pendapatan usaha H1’13 sebesar Rp1.44 triliun. Laba bersih H1’14 turun 69.2% menjadi Rp8.37 miliar vs laba bersih H1’13 sebesar Rp27.2 miliar. (Investor Daily)

SDRA

PT Bank Himpunan Saudara Tbk (SDRA) mencatat laba bersih menjadi Rp10,04 miliar per 30 Juni 2014 dari Rp27,5 miliar pada 2013 untuk periode yang sama.Perseroan membukukan pendapatan bnga bersuh Rp205,6 miliar dari Rp253,5 miliar. Sementara laba operasional turun menjadi Rp17,8 miliar dari Rp70,4 miliar. Demikian mengutip keterangan resmi perseroan Jumat (15/8/2014).Untuk total aset perseroan menjadi Rp8,3 triliun dari Rp8,2 triliun. Sedangkan untuk total liabilitas menjadi Rp7,5 triliun dari Rp7,4 triliun. (Inilah)

BAEK

Bank Ekonomi Rahardja (BAEK) optimistis dapat membukukan pertumbuhan laba sekitar 10% pada akhir 2014. Salah satu upaya menjaga pertumbuhan laba tersebut adalah dengan berhati-hati menyalurkan kredit dalam valas. Perseroan juga berharap CAR akan naik seiring dengan rencana penambahan modal sebesar Rp 1,2 triliun dalam waktu dekat.

CSAP

CSAP: Laba Usaha CSAP Naik 72%. PT Catur Sentosa Adiprana Tbk. Berhasil memperoleh kenaikan laba usaha secara signifikan. CSAP mengalami peningkatan laba usaha hingga 72% menjadi sebesar Rp138 miliar dibandingkan enam bulan pertama tahun lalu yang hanya meraup Rp81 miliar. Seiring dengan itu, emiten berkode CSAP itu mencetak kenaikan marjin laba kotor menjadi 14,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 12,7% seiring dengan kenaikan penjualan.(Bisnis Indonesia)

UNTR

United Tractors (UNTR) : Pada 1H14, Pendapatan bersih naik 10% YoY menjadi Rp 27,59 triliun, Sementara laba bersih naik 42% YoY menjadi Rp 3,28 triliun. Laba bersih tersebut setara 57% dari konsensus dan 65% dari estimasi kami untuk FY14. (Sumber: IQ Plus)

BEST

Bekasi Fajar Industrial Estate (BEST) : Per 1H14, pendapatan turun signifikan 45,1% YoY menjadi Rp 243,7 miliar, sementara laba bersih juga turun 52,6% YoY menjadi Rp 124,6 miliar. Laba itu mencerminkan 20% dari konsensus dan 18% dari estimasi kami. (Sumber: Investor Daily)

SMGR

Semen Indonesia (SMGR) : Per 1H14, pendapatan naik 12,8% YoY menjadi Rp 12,9 triliun, adapun laba bersih meningkat 9,7% menjadi Rp 2,8 triliun. Laba itu mencerminkan 48% dari konsensus maupun estimasi kami. (Sumber: IQ Plus)

DYAN

Dyandra Media International (DYAN) : Per 1H14, pendapatan naik 4% menjadi Rp 415 miliar, namun laba bersihnya turun 27% menjadi Rp 7,5 miliar seiring peningkatan biaya operasi dan beban keuangan. (Sumber: Kontan)

ACES

Ace Hardware (ACES) : Pada 1H14, laba bersih perusahaan meningkat 33% menjadi Rp 246 miliar, ditopang oleh peningkatan pendapatan sebesar 22%. Laba tersebut mencerminkan 43% dari konsensus FY14. (Sumber: Kontan)

WIKA

Wijaya Karya (WIKA) : Pada 1H14, laba bersihnya naik hampir 1% menjadi Rp 282,6 miliar, sementara pendapatannya naik 11%. Laba bersih itu mencerminkan 42% dan 41% dari estimasi kami dan konsensus FY14. (Sumber: Bisnis Indonesia)

CPIN

Charoen Pokphand (CPIN) : Pada 1H14, pendapatan naik 20%, namun karena kenaikan beban pokok pendapatan, laba brutonya turun 2%. Laba bersihnya turun 18% menjadi Rp 1,2 triliun (38% dari konsensus FY14). (Sumber: Bisnis Indonesia)

BBLD

Setelah mengalami penurunan laba pada kuartal I 2014, PT Buana Finance Tbk (BBLD) belum mampu memperbaiki perolehan laba pada kuartal II. Hingga Juni, laba perusahaan masih mengalami penurunan.

BBNI

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) ‐ Laba bersih sebesar Rp4,94 triliun pada semester I/2014. Jumlah itu tumbuh 15,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp4,28 triliun. Pencapaian itu ditopang oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih dan pendapatan non bunga.

ASII

PT Astra International Tbk (ASII) ‐ Membukukan laba bersih sebesar Rp9,8 triliun, naik 11% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp8,8 triliun. Sejalan dengan itu, laba bersih per saham juga naik 11% menjadi Rp242 per saham.

NISP

NISP berhasil membukukan laba bersih pada Juni 2014 dengan nilai Rp632 miliar, tumbuh 18% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

KAEF

PT Kimia Farma Tbk (KAEF) ‐ Membukukan laba bersih sebesar Rp70,57 miliar, melonjak tajam 65% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp42,77 miliar. Laba kotor yang dibukukan perseroan mencapai Rp554,64 miliar, meningkat dibandingkan periode tahun lalu sebesar Rp497,73 miliar. Laba sebelum pajak yang diperoleh KAEF mencapai Rp92,82 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp57,83 miliar.

ADHI

PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) ‐ memperoleh kontrak baru senilai Rp3,5 triliun pada semester I/2014.

GJTL

PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) produsen ban ini mencatat hingga Mei tahun ini penjualannya di ritelritel meningkat 10% dibandingkan tahun lalu.

PTPP

PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) ‐ mengantongi perolehan kontrak baru sebesar Rp 8,34 triliun hingga Juni 2014. Jika dibandingkan semester satu tahun lalu, nilai ini mengalami penurunan sebesar 12,21% dari hasil perolehan kontrak baru PTPP periode yang sama tahun 2013 sebesar Rp 9,5 triliun.

MEGA

PT Bank Mega Tbk (MEGA) ‐ membukukan pertumbuhan laba yang meyakinkan di semester pertama tahun ini. Bank Mega mencatat laba Rp 502 miliar atau meroket 105% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 257 miliar.

ASII

Astra International (ASII) membukukan kenaikan laba bersih sebesar 11% menjadi Rp 9,8 triliun pada semester I-2014. Meningkatnya laba bersih salah satunya didorong dari meningkatnya pendapatan bersih perseroan semester I-2014 yang mencapai Rp 101,5 triliun, naik 8% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 94,3 triliun. Lini bisnis yang mengalami perlambatan kinerja yakni divisi otomot if yang mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 9% menjadi Rp 4 triliun dan divisi infrastruktur, logistik dan lainnya membukukan penurunan laba bersih sebesar 23% menjadi Rp 171 miliar. Sedangkan divisi yang membukukan kenaikan yakni divisi jasa keuangan. Divisi tersebut membukukan kenaikan laba bersih sebesar 15% menjadi Rp 2,5 triliun. Laba bersih divisi alat berat dan pertambangan juga naik 41% menjadi Rp 2 triliun. Sementara itu, laba bersih divisi agribisnis naik 91% menjadi Rp 1,1 triliun dan laba bersih divisi teknologi dan informasi sebesar Rp 84 miliar atau naik 53%...

BMRI

Bank Mandiri (BMRI) membukukan laba bersih pada semester I 2014 sebesar Rp 9,6 triliun, tumbuh 15,6% YoY dari sebelumnya Rp 8,3 triliun. Pertumbuhan laba tersebut didorong terutama oleh kenaikan pendapatan bunga bersih 17,6% menjadi Rp 19,4 triliun serta pertumbuhan pendapatan atas jasa (fee based income) sebesar 11,5% menjadi Rp 7,3 triliun. Laju pertumbuhan kredit Bank Mandiri mencapai 13,3% menjadi Rp 485,8 triliun dibandingkan dengan Juni 2013 sebesar Rp 428,7 triliun. Dana Pihak Ketiga yang dihimpun Bank Mandiri tumbuh 10,7% menjadi Rp 555,9 triliun pada Juni 2014 dari Rp 502,4 triliun di Juni 2013.  

Anggota DPR masing-masing partai